Sabtu, 15 April 2017

Wisata Bandung Sanghyang heuleut saguling

Wisata Bandung Sanghyang heuleut saguling

Indonesia banyak memiliki suku budaya yang unik dan beragam serta tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku bangsa memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Saat kita masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar, kita senang sekali ketika guru sedang bercerita mengenai suatu kisah yang berasal dari suatu daerah. Yang paling sering diceritakan adalah kisah mengenai legenda atau cerita rakyat.
Setiap daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat atau legenda yang berbeda dengan daerah lainnya. Cerita itu bisa berhubungan dengan asal usul suatu tempat, kisah mengenai perjuangan dan kepahlawanan, hingga cerita mengenai negeri kayangan yang ditinggali oleh para dewa-dewi, bidadari dan dikisahkan ditempat yang indah dan menyenangkan.
Masih ingat dengan kisah Legenda Tangkuban Perahu? Legenda mengenai asal usul terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu Lembang, yang mengisahkan seorang pemuda bernama Sangkuriang yang jatuh cinta kepada ibunya sendiri yang bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi adalah seorang bidadari yang diutus turun ke bumi dan menjalani hidup sebagai manusia dan hingga memiliki anak bernama Sangkuriang. Karena Dayang Sumbi adalah seorang dewi maka ia tidak akan bertambah tua.
Ssstt.. Kamu percaya adanya bidadari yang tinggal di kayangan? Pernah mendengar cerita bahwa bidadari suka turun ke bumi melalui pelangi dan mandi di sebuah danau yang indah dan jernih airnya? Tahukah kamu kalau di sekitaran Bandung terdapat danau tersembunyi dan dipercaya sebagai tempat mandi para bidadari dari kayangan?? Nama tempat itu adalah SANGHYANG HEULEUT SAGULING PADALARANG..
Sanghyang Heuleut Saguling Padalarang
Masih belum jelas kenapa tempat ini dinamai “Sanghyang Heuleut”. Jika diartikan kata per kata, “Sanghyang” memiliki arti sebagai “tempat yang suci”, sedangkan “Heuleut” memiliki arti “selang antara dua waktu”. Mungkin tempat ini dinamai demikian karena tempat ini sering dikunjungi oleh para bidadari dari kayangan yang memiliki waktu berbeda dengan dunia manusia.
Warga sekitar di kawasan Saguling yang dekat dengan keberadaan Sanghyang Heuleut mempercayai bahwa tempat ini dahulu sering dikunjungi oleh para bidadari jika ingin mandi dan turun dengan menggunakan pelangi yang sangat indah warnanya. Dan tempat ini pula yang dipercayai sebagai tempat Dayang Sumbi, ibu dari Sangkuriang untuk mengambil air minum, mandi dan mencuci pakaian miliknya.
Karena tempatnya yang memiliki legenda, tempat ini pun cukup dikeramatkan oleh warga sekitar. Dan beberapa warga pun merasa takut untuk mengunjungi Danau Sanghyang Heuleut ini. Warga sekitar merasa takut datang ke tempat ini karena akses jalannya yang cukup sulit karena harus menyusuri sungai dengan bebatuan yang besar, serta harus melewati hutan yang cukup lebat. Jadi, hal itulah yang menyebabkan warga sekitar enggan atau malas untuk mengunjungi danau ini.
Hidden Paradise di Bandung Barat
Karena letaknya yang tersembunyi di ujung sungai. Danau Sanghyang Heuleut ini bagaikan sebuah surga tersembunyi. Belum banyak yang mengetahui mengenai keberadaan danau Sanghyang Heuleut ini. Tak ada yang mengira bahwa di ujung sungai dengan airnya yang cukup deras kala musim penghujan, banyaknya batu-batu besar dan dikelilingi hutan lebat terdapat sebuah danau indah yang tertutup oleh bebatuan besar.
Danau Sanghyang Heuleut ini sangatlah indah karena tertutup oleh bebatuan yang tinggi menjulang layaknya sebuah mangkuk yang berisi susu yang manis. Selain itu danau ini memiliki air yang jernih berwarna hijau dan terdapat air terjun kecil sebagai sumber air yang mengisi danau. Danau ini pun dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan yang menyejukkan. Tak salah memang tempat ini dijuluki sebagai “Hidden Paradise di Bandung Barat”.
Danau Purba yang Terselamatkan
Dilihat dari segi geografis dan sejarahnya, Danau Sanghyang Heuleut ini merupakan sebuah danau yang mengalir pada arus Sungai Citarum Purba. Danau Sanghyang Heuelut ini masih dalam satu rangkaian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar