Sabtu, 15 April 2017

Wisata Sumatra barat Bukittinggi Kota Bukittinggi

Wisata Sumatra barat Bukittinggi
Kota Bukittinggi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Bukittinggi




Dari atas, kiri ke kanan: Salah satu sudut Kota Bukittinggi, panorama dari Gunung Marapi, patung Tuanku Imam Bonjol, Jam Gadang, Jembatan Limpapeh, Balai kota, Jalan Ahmad Yani, Jenjang Koto Gadang, Ngarai Sianok.

Logo
Julukan: Londen van Andalas
Semboyan: Saayun Salangkah (dari Bahasa Minang yang artinya "Kebersamaan" atau "Kegotongroyongan")

Letak Bukittinggi di Sumatera Barat
Kota Bukittinggi
Letak Bukittinggi di Indonesia
Koordinat: 0°17′8,93″LU 100°22′3,61″BT
Negara Indonesia
Provinsi Sumatera Barat
Pemerintahan
• Wali kota M. Ramlan Nurmatias
Area
• Total 25.24 km2 (9.75 sq mi)
Populasi (2010[1])
• Total 110.954
• Kepadatan 4,400/km2 (11,000/sq mi)
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode wilayah +62 752
Situs web www.bukittinggikota.go.id
"Bukittinggi" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Bukittinggi (disambiguasi).
Kota Bukittinggi adalah kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.[2] Kota ini pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.[3] Kota ini juga pernah menjadi ibu kota Provinsi Sumatera dan Provinsi Sumatera Tengah.[4] Bukittinggi pada zaman kolonial Belanda disebut dengan Fort de Kock dan dahulunya dijuluki sebagai Parijs van Sumatra.
Luas Bukittinggi secara de jure adalah 145,29 km², mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun 1999.[5] Namun secara de facto saat ini, Bukittinggi masih seluas 25,24 km² karena sebagian masyarakat Kabupaten Agam menolak perluasan wilayah tersebut. Kota Bukittinggi merupakan salah satu pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatera.
Kota ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh pendiri Republik Indonesia, di antaranya adalah Mohammad Hatta dan Assaat yang masing-masing merupakan proklamator dan pejabat presiden Republik Indonesia. Selain sebagai kota perjuangan, Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk, dan bersaudara (sister city) dengan Seremban di Negeri Sembilan, Malaysia. Tempat wisata yang ramai dikunjungi adalah Jam Gadang, yaitu sebuah menara jam yang terletak di jantung kota sekaligus menjadi simbol bagi kota yang berada di tepi Ngarai Sianok.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Geografi
3 Kependudukan
4 Pemerintahan
4.1 Perwakilan
5 Pendidikan
6 Kesehatan
7 Perhubungan
8 Perekonomian
9 Pariwisata
10 Olahraga
11 Pers dan media
12 Kota persaudaraan
13 Galeri
14 Catatan kaki
15 Pranala luar
Sejarah
Kota Bukittinggi semula merupakan pasar (pekan) bagi masyarakat Agam Tuo. Kemudian setelah kedatangan Belanda, kota ini menjadi kubu pertahanan mereka untuk melawan Kaum Padri.[6] Pada tahun 1825, Belanda mendirikan benteng di salah satu bukit yang terdapat di dalam kota ini. Tempat ini dikenal sebagai benteng Fort de Kock, sekaligus menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan ini selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah stadsgemeente (kota),[7] dan juga berfungsi sebagai ibu kota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan Onderafdeeling Oud Agam.[8]
Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand. Kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji.[9] Kemudian kota ini berganti nama dari Stadsgemeente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari sekitarnya seperti Sianok Anam Suku, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba, dan Bukit Batabuah. Sekarang nagari-nagari tersebut masuk ke dalam wilayah Kabupaten Agam.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera, dengan gubernurnya Mr. Teuku Muhammad Hasan.[10] Kemudian Bukittinggi juga ditetapkan sebagai wilayah peme

Wisata Riau Sungai kampar

Sungai Kampar
Sungai Kampar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus. (Mei 2014)
Sungai Kampar (Batang Kampar)
Negara Indonesia
Provinsi Sumatera Barat, Riau
Kabupaten Lima Puluh Kota, Sijunjung, Kampar, Kuantan Singingi, Pelalawan

Sungai Kampar atau (Batang Kampar) merupakan sebuah sungai di Indonesia, berhulu di Bukit Barisan sekitar Sumatera Barat dan bermuara di pesisir timur Pulau Sumatera Riau.
Sungai ini merupakan pertemuan dua buah sungai yang hampir sama besar, yang disebut dengan Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Pertemuan ini berada pada kawasan Langgam (Kabupaten Pelalawan), dan setelah pertemuan tersebut sungai ini disebut dengan Sungai Kampar sampai ke muaranya di Selat Malaka.
Sementara sekitar kawasan hulu air sungai ini dimanfaatkan untuk PLTA Koto Panjang yang mempunyai kapasitas 114 MW.
Deskripsi sungai
Aliran Sungai Kampar Kanan menelusuri Lima Puluh Kota dan Kampar, sedangkan aliran Sungai Kampar Kiri melewati Sijunjung, Kuantan Singingi dan Kampar, kemudian kedua aliran sungai tersebut berjumpa di Pelalawan.
Sungai Kampar Kanan bermata air dari Gunung Gadang, memiliki luas daerah tangkapan air 5.231 km². Alur utama semula mengalir ke utara kemudian berbelok ke timur, bertemu dengan anak sungai Batang Kapur Nan Gadang, mengalir dengan kemiringan sedang melalui lembah Batubersurat. Selanjutnya bertemu dengan anak sungai Batang Mahat, mengalir ke arah timur. Para penduduk didaerah Danau Bingkuang kerap melakukan penambangan batu dan pasir secara ilegal sehingga terjadi pengikisan tepian sungai .
Sungai Kampar Kiri bermata air dari Gunung Ngalautinggi, Gunung Solokjanjang, Gunung Paninjauan Nan Elok, memiliki luas daerah tangkapan air 7.053 km². Dua anak sungai besar bernama Batang Sibayang dan Batang Singingi.
Semakin ke hilir, badan sungai dan volume airnya semakin membesar karena ditambah dengan berbagai anak sungai lainnya. Sungai ini dikenal dengan gelombang Bono-nya, yaitu gelombang tinggi yang diakibatkan pertemuan air sungai dengan air laut. Bono biasanya terjadi pada saat pasang, sehingga air yang berasal dari sungai, tertekan oleh air laut. Ditambah lagis

sumber :  https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Kampar

Wisata Kepulauan Riau Anambas

Wisata Kepulauan Riau Anambas
Kabupaten Kepulauan Anambas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Kepulauan Anambas

Lambang Kabupaten Kepulauan Anambas
Moto: Kayuh Serentak Langkah Sepijak
{{{peta}}}
Peta lokasi Kabupaten Kepulauan Anambas
Koordinat:
Provinsi Kepulauan Riau
Dasar hukum UU No. 33 Tahun 2008
Ibu kota Terempa
Pemerintahan
- Bupati Drs. Tengku Mukhtaruddin
- Wakil Bupati Abdul Haris
- DAU Rp. 233.124.880.000.-(2013)[1]
Luas 590,14 km2
Populasi
- Total 41.341 jiwa (2007)
- Kepadatan 70,05 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 7
- Kelurahan 2
- Desa 52
Simbol khas daerah
- Situs web www.anambaskab.go.id/Kabupaten Kepulauan Anambas adalah sebuah kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Ibukotanya adalah Terempa. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Pembagian Administratif
2.1 Kecamatan
3 Batas wilayah
4 Referensi
5 Pranala luar
Sejarah
Sejarah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Anambas tidak terlepas dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Bintan), yang hingga saat ini Kabupaten Kepulauan Riau juga telah dimekarkan menjadi 6 Kabupaten/Kota lainnya, yaitu :
Kabupaten Bintan
Kabupaten Karimun
Kabupaten Natuna
Kabupaten Lingga
Kota Tanjung Pinang
Kota Batam
Kabupaten Kepulauan Anambas sendiri pada masa pemerintahan kolonial belanda pernah menjadi pusat kewedanaan yakni berpusat di Tarempa. Ketika itu, Tarempa adalah pusat pemerintahan di pulau tujuh termasuk wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang disebut district dan Jemaja wilayahnya disebut Onderdistrict dengan ibukota Letung. Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia tanggal 18 Mei 1956, Provinsi Sumatera Tengah menggabungkan diri ke dalam Wilayah Republik Indonesia, dan Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II yang dikepalai Bupati sebagai kepala daerah yang membawahi 4 Kewedanaan sebagai berikut:
Kewedanaan Tanjungpinang, meliputi Bintan Selatan (termasuk Bintan Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan Tanjungpinang Timur).
Kewedanaan Karimun, meliputi wilayahKecamatan Karimun, Kundur dan Moro.
Kewedanaan Lingga, meliputi Lingga, Singkep dan Senayang.
Kewedanaan Pulau Tujuh, meliputi Siantan, Jemaja, Midai, Serasan, Tambelan, Bungguran Barat dan Bungguran Timur.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP / 247 / 5/ 1965, terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus. Berdasarkan Undang-Undang No. 53. Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam. Kabupaten Natuna terdiri atas 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Bungguran Timur, Bungguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.
Seiring dengan kewenangan otonomi daerah, Kabupaten Natuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan, yang hingga tahun 2008 menjadi 17 kecamatan dengan penambahan, Kecamatan Palmatak, Subi, Bungguran Utara, Pulau Laut, Pulau Tiga, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Siantan Timur, Siantan Selatan, Jemaja Timur dan Siantan Tengah. Seiring dengan pemekaran kecamatan yang bertujuan untuk memperpendek rentang kendali, muncul aspirasi untuk menjadikan Gugusan Kepulauan Anambas sebagai daerah otonom tersendiri.
Melalui perjuangan yang cukup panjang baik di Pusat maupun di daerah, Kabupaten Kepulauan Anambas akhirnya terbentuk melalui Undang-Undang No. 33 Tahun 2008 tanggal 24 Juli 2008. Kabupaten Kepulauan Anambas terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Siantan, Kecamatan Siantan Timur, Kecamatan Siantan Selatan, Kecamatan Palmatak, Kecamatan Jemaja dan Kecamatan Jemaja Timur. Ditambah dengan 1 Kecamatan yaitu Kecamatan Siantan Tengah yang dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati Kabupaten Natuna Nomor 17 T

Wisata Banda aceh Museum tsunami aceh

Wisata Banda aceh Museum tsunami aceh
Museum Tsunami Aceh
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Koordinat: 5°32′52″LU 95°18′47″BT
Museum Tsunami Aceh

Foto Museum Tsunami Aceh
Didirikan 2009
Lokasi Banda Aceh, Indonesia
Koordinat 5°32′52″LU 95°18′47″BT
Jenis Museum
Museum Tsunami Aceh (bahasa Inggris: Aceh Tsunami Museum) adalah sebuah museum di Banda Aceh yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.[1]
Desain
Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Bandung, Jawa Barat, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi — untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh.[2] Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.[1]
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.[2]
Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.[2]
Koleksi
Pameran di museum ini meliputi simulasi elektronik gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004, serta foto korban dan kisah yang disampaikan korban selamat.[2]
Referensi
^ a b Williamson, Lucy (February 23, 2009). "Tsunami museum opens in Indonesia". BBC News. Diakses tanggal 2011-02-12.
^ a b c d "Aceh Tsunami Museum offers tribute to victims and survivors". WorldArchitectureNews.com. World Architecture News. 6 Maret 2009. Diakses tanggal 12 Februari 2011.
https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Tsunami_Aceh

Wisata Sumatra utara Danau toba Danau Toba

Wisata Sumatra utara Danau toba
Danau Toba
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Danau Toba

Keindahan Danau Toba.

Lokasi di Indonesia
Informasi
Lokasi Sumatera Utara
Negara Indonesia
Koordinat 3,58°LU 98,67°BTKoordinat: 3,58°LU 98,67°BT
Jenis objek wisata Wisata alam danau
Danau Toba adalah sebuah danau tekto-vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Kerusakan lingkungan
3 Lihat pula
4 Galeri
5 Referensi
6 Pranala luar
Sejarah

Pemandangan Danau Toba.
Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 -sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Danau Toba dengan Pulau Samosir di bagian tengahnya.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari universitas Oxford tersebut meneliti proyek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.
Kerusakan lingkungan
Pada bulan Mei 2012, Pemkab Samosir menerbitkan surat keputusan (SK) Bupati Samosir No. 89 tanggal 1 Mei 2012 tentang Pemberian Izin Lokasi Usaha Perkebunan Hortikultura dan Peternakan seluas 800 hektare di Hutan Tele, di Desa Partungkot Nagijang dan Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara kepada PT Gorga Duma Sari (GDS) yang dimiliki seorang anggota DPRD Kabupaten Samosir, Jonni Sitohang.[1][2] Kemudian dilanjutkan dengan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) yang diberikan oleh Kepala Dinas Provinsi Sumatera Utara melalui SK Kepala Dinas Kehutan

Wisata Bandung Tebing keraton

Wisata Bandung Tebing keraton

Nah, kalau tempat wisata baru di Bandung yang satu ini lagi hangat-hangatnya menjadi perbincangan wisatawan beberapa tahun belakangan ini. Namanya Tebing Keraton. Bahkan tempat ini sampai dijuluki ‘tebing Instagram’ karena seringnya traveler memposting foto vTebing Keraton di jejaring sosial Instagram. Bagi Anda yang suka fotografi, wajib rasanya melipir ke Tebing Keraton. Waktunya foto-foto narsis!
Menikmati sejuk dan indahnya alam tidak perlu mengocek isi dompet terlalu banyak dan tidak perlu jauh-jauh. Cukup ke Tebing Keraton, Anda sudah dapat menikmati panorama alam dengan sejuknya udara yang jauh dari polusi. Harga tiket masuknya cukup murah meriah hanya sekitar Rp. 11.000,- per orang.
Tebing Karaton ini berada di atas Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Oleh karena itu, dari atas tebing ini, Anda bisa menyaksikan hijaunya pemandangan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang menghampar luas sepanjang mata memandang. Pemandangan ini pun akan bertambah indah, jika Anda datang sebelum matahari terbit atau kira-kira jam 6 pagi.
Pada saat itu, anda bisa menikmati suasana kota Bandung yang masih berselimut kabut tebal. Ditambah dengan keindahan matahari terbit di balik bukit yang ada di sebelah timur. Semua keindahan panorama alamnya ini memang paling pas, jika anda abadikan dengan kamera Anda.
Ilustrasi Selfie Dan Narsis Di Tebing Keraton Bandung (Foto : instagram.com/putricbudiman)
Anda dapat menikmati Tebing Keraton dengan sekedar duduk-duduk, berfoto-foto dan menghirup sejuknya udara yang bersih. Mengunjungi objek wisata alam di Bandung ini dapat menghilangkan rasa penat yang ada dan pas banget sebagai rekreasi keluarga maupun teman-teman yang tidak punya waktu banyak untuk berpergian terlalu jauh.
Rute dan akses jalan menuju lokasi Tebing Keraton relatif mudah dijangkau. Bertolaklah ke arah Dago Pakar, dari Terminal Dago lurus ke arah Taman Ir H Juanda. Arahkan kendaraan Anda ke belokan kanan pertama setelah pintu gerbang Taman Ir H Juanda. Anda akan melewati rumah-rumah besar kemudian perkampungan, sampai ke warung dengan baliho besar bertuliskan ‘Warung Bandrek’ alias Warban.
Perjalanan belum selesai, pacu kendaraan Anda melewati tanjakan dan jalan berbatu sampai pos teratas, langsung di Tebing Keraton. Meski tak besar, Anda bisa memarkir motor dan mobil di sini. Untuk mencapai tebing tersebut, Anda hanya perlu trekking tak sampai 5 menit.
Lokasi Dan Alamat : Kampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat
Peta Lokasi :Klik Disini
Harga Tiket Masuk : Rp. 11.000,-

Sumber: www.anekawisata.com/25-tempat-wisata-baru-di-bandung-yang-bagus-dan-hits.html
http://www.pergidulu.com/cara-menuju-tebing-keraton/

Wisata Bandung Sanghyang heuleut saguling

Wisata Bandung Sanghyang heuleut saguling

Indonesia banyak memiliki suku budaya yang unik dan beragam serta tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku bangsa memiliki keunikan dan ciri khasnya masing-masing. Saat kita masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar, kita senang sekali ketika guru sedang bercerita mengenai suatu kisah yang berasal dari suatu daerah. Yang paling sering diceritakan adalah kisah mengenai legenda atau cerita rakyat.
Setiap daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat atau legenda yang berbeda dengan daerah lainnya. Cerita itu bisa berhubungan dengan asal usul suatu tempat, kisah mengenai perjuangan dan kepahlawanan, hingga cerita mengenai negeri kayangan yang ditinggali oleh para dewa-dewi, bidadari dan dikisahkan ditempat yang indah dan menyenangkan.
Masih ingat dengan kisah Legenda Tangkuban Perahu? Legenda mengenai asal usul terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu Lembang, yang mengisahkan seorang pemuda bernama Sangkuriang yang jatuh cinta kepada ibunya sendiri yang bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi adalah seorang bidadari yang diutus turun ke bumi dan menjalani hidup sebagai manusia dan hingga memiliki anak bernama Sangkuriang. Karena Dayang Sumbi adalah seorang dewi maka ia tidak akan bertambah tua.
Ssstt.. Kamu percaya adanya bidadari yang tinggal di kayangan? Pernah mendengar cerita bahwa bidadari suka turun ke bumi melalui pelangi dan mandi di sebuah danau yang indah dan jernih airnya? Tahukah kamu kalau di sekitaran Bandung terdapat danau tersembunyi dan dipercaya sebagai tempat mandi para bidadari dari kayangan?? Nama tempat itu adalah SANGHYANG HEULEUT SAGULING PADALARANG..
Sanghyang Heuleut Saguling Padalarang
Masih belum jelas kenapa tempat ini dinamai “Sanghyang Heuleut”. Jika diartikan kata per kata, “Sanghyang” memiliki arti sebagai “tempat yang suci”, sedangkan “Heuleut” memiliki arti “selang antara dua waktu”. Mungkin tempat ini dinamai demikian karena tempat ini sering dikunjungi oleh para bidadari dari kayangan yang memiliki waktu berbeda dengan dunia manusia.
Warga sekitar di kawasan Saguling yang dekat dengan keberadaan Sanghyang Heuleut mempercayai bahwa tempat ini dahulu sering dikunjungi oleh para bidadari jika ingin mandi dan turun dengan menggunakan pelangi yang sangat indah warnanya. Dan tempat ini pula yang dipercayai sebagai tempat Dayang Sumbi, ibu dari Sangkuriang untuk mengambil air minum, mandi dan mencuci pakaian miliknya.
Karena tempatnya yang memiliki legenda, tempat ini pun cukup dikeramatkan oleh warga sekitar. Dan beberapa warga pun merasa takut untuk mengunjungi Danau Sanghyang Heuleut ini. Warga sekitar merasa takut datang ke tempat ini karena akses jalannya yang cukup sulit karena harus menyusuri sungai dengan bebatuan yang besar, serta harus melewati hutan yang cukup lebat. Jadi, hal itulah yang menyebabkan warga sekitar enggan atau malas untuk mengunjungi danau ini.
Hidden Paradise di Bandung Barat
Karena letaknya yang tersembunyi di ujung sungai. Danau Sanghyang Heuleut ini bagaikan sebuah surga tersembunyi. Belum banyak yang mengetahui mengenai keberadaan danau Sanghyang Heuleut ini. Tak ada yang mengira bahwa di ujung sungai dengan airnya yang cukup deras kala musim penghujan, banyaknya batu-batu besar dan dikelilingi hutan lebat terdapat sebuah danau indah yang tertutup oleh bebatuan besar.
Danau Sanghyang Heuleut ini sangatlah indah karena tertutup oleh bebatuan yang tinggi menjulang layaknya sebuah mangkuk yang berisi susu yang manis. Selain itu danau ini memiliki air yang jernih berwarna hijau dan terdapat air terjun kecil sebagai sumber air yang mengisi danau. Danau ini pun dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan yang menyejukkan. Tak salah memang tempat ini dijuluki sebagai “Hidden Paradise di Bandung Barat”.
Danau Purba yang Terselamatkan
Dilihat dari segi geografis dan sejarahnya, Danau Sanghyang Heuleut ini merupakan sebuah danau yang mengalir pada arus Sungai Citarum Purba. Danau Sanghyang Heuelut ini masih dalam satu rangkaian